Sabtu, 15 Agustus 2015

LAPORAN GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL SEDERHANA

“GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL SEDERHANA”

NAMA:
1. ASRI YUSRIYYA
2. BQ.SUCIMARTINA FINATI
3. HETI SUFIANI
4. INTAN MAULIDA
5. M SYARIF HIDAYATULLAH(wakil ketua)
6. MUH.ARDI RAMDANI(ketua)
7. SITI RAUDATUL  JANNAH
8. TITIN DWI LESTARI
9. ZAIRIN
KELAS : XI.IPA 2
PEMBINA   :  PAK RUDIANTO,Spd

 

 

 

SMAN  1  AIKMEL

Tahun Pelajaran 2014/2015

 

 

 

 

A. Tujuan Percobaan

 

1. Siswa dapat menentukan pengaruh periode bandul terhadap amplitudo bandul

2. Siswa dapat menentukan periode bandul terhadap panjang bandul

3. Siswa dapat menentukan periode bandul terhadap massa beban

 

 

B. Tinjauan Pustaka

 


Gerak harmonik adalah gerak bolak balik suatu benda secara periodik yang melalui titik setimbang tanpa teredam. Benda melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya resultan gaya pada benda yang besarnya sebanding dengan besar simpangan terhadap titik setimbangnya dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda unuk menjalani satu getaran lengkap. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang ditempuh benda dalam suatu satuan waktu (misalnya 1 sekon)                                                                 (http://andyhermawan20.blogspot.com/2012/12/laporan-gerak-harmonik.html)

Gerak harmonik pada bandul
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan diam di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

                                                (http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana)

Bandul sederhana terdiri dari benda bermassa m yang diikat dengan seutas tali ringan yang panjangnya l (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali akan membentuk sudut kecil (<10°). Jika simpangan kecil maka akan bergerak bolak balik di sekitar titik setimbangnya. Pada bandul ada dua titik balik yang letaknya berseberangan terhadap titik setimbangnya. (Titik setimbang adalah titik acuan. Sedangkan tempat benda berhenti sesaat sebelum berbalik arah disebut titik balik)
Ayunan Bandul Matematis
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung pada suatu titik tetap pada seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat bertambah panjang[6]. Dari gambar tersebut, terdapat sebuah beban bermassa mtergantung pada seutas kawat halus sepanjang l dan massanya dapat diabaikan. Apabila bandul itu bergerak vertikal dengan membentuk sudut \theta, gaya pemulih bandul tersebut adalah 

                  (http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana)

Apabila pada suatu bandul sederhana denganperpindahan yang lebih besar dari sudutnya,maka bandul tidak terjadi GHS karenagaya pemulih tidak sebanding dengan perpindahan.

C. Alat dan Bahan
1. Tali
2. Statif
3. Beban
4. Stopwatch
5. Pita meteran
6. Busur derajat

D. Prosedur Percobaan
Periode bandul terhadap amplitudo bandul
1.Lakukan pengukuran periode untuk 3 kali amplitudo yang berbeda
2.Tentukan amplitudo dari 10o-30o
3. Gunakan busur derajat untuk setiap kali menentukan besar amplitudo bandul
4. Ukur periode bandul untuk 20 kali ayunan penuh menggunakan stopwatch.Lakukan 3 kali pengukuran kemudian dirata-ratakan
Periode bandul terhadap panjang bandul
1, Gunakan beban 200 gr dan amplitudo 20o
2.variasikanlah panjang bandul
3. Ukur periode bandul untuk 20 kali ayunan penuh menggunakan stopwatch.lakukan 3 kali kali pengukuran kemudian dirata-ratakan.
Periode bandul terhadap panjang bandul
1, Gunakan beban 200,100,50 gr dan amplitudo 20o dan panjang bandul 1 m
2. Ukur periode bandul untuk 20 kali ayunan penuh menggunakan stopwatch.lakukan 3 kali kali pengukuran kemudian dirata-ratakan.

E. Hasil Percobaan
n=20 kali
Periode bandul terhadap amplitudo bandul
amplitudo
T1
T2
T3
TRAT
10O
1,2105
1,218
1,215
1,2145
200
1,2305
1,2325
1,229
1,23
30O
1,2375
1,2405
1,239
1,239

Periode bandul terhadap panjang bandul
Panjang(cm)
T1
T2
T3
TRAT
100
2,0045
2,0045
2,0045
2,0045
75
1,7685
1,7595
1,757
1,76167
50
1,514
1,503
1,5195
1,512
Periode bandul terhadap beban  bandul
massa(gr)
T1
T2
T3
TRAT
200
2,0045
2,0045
2,0045
2,0045
100
1,982
1,98
1,9825
1,9815
50
1,974
1,9615
1,9715
1,9723

                 

G. Pembahasan
1.      Pada percobaan pertama diperoleh kesimpulan mengenai hubungan antara amplitudo dengan besarnya periode. Percobaan ini dilakukan dalam 3 tahap dengan menggunakan amplitudo yaitu 10o,20o,30o dengan panjang tali  yang sama. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh besar periode pada tiap tahapnya. Ternyata besarnya periode pada semua amplitudo yang bervariasi tersebut relatif sama besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa benda tidak mempengaruhi besarnya periode.
2.      Pada percobaan kedua diperoleh kesimpulan mengenai hubungan antara  panjang tali dengan besarnya periode. Percobaan ini juga dilakukan dalam 3 tahap dengan menggunakan massa benda yang sama besar yaitu 200 gr dan amplitudo 20o dengan panjang tali yang berbeda sebanyak 3 variasi panjang disetiap tahapnya yaitu 100 cm, 75 cm, 50 cm.Dari hasil percobaan tersebut diperoleh besar periode ditiap tahapnya. Ternyata besarnya periode pada semua panjang tali yang bervariasi tersebut berbeda-beda, semakin panjang tali, semakin besar periodenya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang  tali me mpengaruhi besarnya periode.
3.      Pada percobaan ketiga diperoleh kesimpulan mengenai hubungan antara massa benda dengan besarnya periode. Percobaan ini dilakukan dalam 3 tahap dengan menggunakan massa yaitu 200,100,dan 50 gr dengan panjang tali 1 m dan amplitudo 20o. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh besar periode pada tiap tahapnya. Ternyata besarnya periode pada semua beban yang bervariasi tersebut relatif sama besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa benda tidak mempengaruhi besarnya periode.


H. Kesimpulan dan Saran
           Dari data hasil pengamatan tersebut,kita bisa menyimpulkan Periode ayunan  dipengaruhi oleh panjang tali. Makin panjang talinya, makin besar periodenya. Sebaliknya, jika panjang tali makin pendek maka periodenya akan semakin kecil pula.   
Sedangkan untuk amplitudo dan massa beban dapat dikatakan tidak mempengaruhi besar kecilnya periode ayunan.  





DAFTAR PUSTAKA
http://edoagasiswanto1.wordpress.com/2013/09/16/laporan-praktikum-fisika-gerak-harmonis-ayunan-sederhana/

(http://andyhermawan20.blogspot.com/2012/12/laporan-gerak-harmonik.html)



















                                               


LAPORAN PRAKTIKUM KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

LAPORAN PRAKTIKUM
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


Penyusun:
1.   MUH.ARDI RAMDANI
2.      FARIDHA WULANDARI
3.      DIAN FEBRIANTI
4.      SITI RAUDATUL JANNAH
5.      ERNAWATI
6.      ULFA HIDAYATI
KELAS : XI.IPA 2

 

 

 

 

SMANEGERI 1  AIKMEL

Tahun Pelajaran 2014/2015

A.     Tujuan Percobaan

1.      Siswa dapat menentukan letak keseimbangan benda tegar.

2.      Siswa dapat membuktikan bahwa benda yang mengalami keseimbangan rotasi resultan momen gaya(torsi) sama dengan nol.

3.      Siswa dapat menentukan hubungan antara gaya yang bekerja pada benda dengan momen gayanya.

 

B.     Tinjauan Pustaka

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada dasarnya benda akan mengalami perubahan bentuk apabila di pengaruhi oleh suatu gaya atau momen gaya. Namun,karena perubahannya sangat kecil,pengaruhnya terhadap keseimbangan statis dapat di abaikan.  ( Tim Edukatif HTS.2013.Modul Fisika Untuk SMA/MA.Surakarta:Hayati Tumbuh Subur )
Jika ada gaya yang bekerja pada benda maka titik tangkap gaya tidak selalu beradadi pusat massa benda. Benda yang mengalami keseimbangan rotasi resultan momen gaya sama dengan nol,kecepatan sudut konstan, dan percepatan sudutnya sama dengan nol. Syarat keseimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama dengan nol.
∑ F = 0
∑ τ = 0
Resultan momen gaya sama dengan nol. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh momen gaya pada syarat keseimbangan benda tegar.  ( Wulandari,Yayan.2012.Rumus Saku Fisika SMA.Tangerang : Scientific Press )
Sebuah benda dalam keadaan keseimbangan statik jika tidak mengalami percepatan translasi atau rotasi karena jumlah seluruh gaya-gaya dan seluruh momen yang bekerja adalah nol. Namun,jika benda digeser sedikit, maka terdapat tiga kemungkinan sebagai berikut.
a.         Benda kembali ke posisi asalnya ( Keseimbangan Stabil )
b.         Benda bergerak semakin jauh dari posisi asalnya ( Keseimbangan Tak Stabil )
c.         Benda tetap pada posisi barunya ( Keseimbangan Netral )
( Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Surakarta : Mediatama )


C. Alat dan Bahan
Alat
1.      2 buah pegas
2.      Statif
3.      Penggaris
4.      Besi
Bahan
1.      Beban dengan ukuran bervariasi(50,100 gr)
2.      Benang
D. Prosedur Percobaan

1.      Siapkan alat dan bahan dan rangkailah sesuai prosedur.
2.      Ukurlah massa beban yang akan di gunakan(biasanya sudah di ketahui massanya pada beban itu).
3.  Berilah benang pada tepat tengah-tengah besi sampai seimbang.
4. Kemudian ikatlah pada ujung statif
5. Berilah beban pada ujung kiri dan kanan besi tersebut.
6.  Letakkan beban pada ujung besi itu,sampai benar-benar dalam keadaan seimbang.
7.Catatlah hasil pengmatan kalian pada tabel pengmatan.
8. Ulangi langkah 5 dan 6 menggunakan beban yang bervariasi dengan 5 variasi beban.

E. Hasil Percobaan

No
Fkiri(N)
Fkanan(N)
lkiri(m)
lkanan(m)
τkiri(Nm)
τ kanan(Nm)
Δ τ (Nm)
1
0,5
0,5
0,204
0,204
0,102
0,102
0
2
1
0,5
0,1
0,2
0,10
0,10
0
3
1
1
0,15
0,15
0,15
0,15
0
4
1
1,5
0,135
0,09
0,135
0,135
0
5
1,5
0,5
0,06
0,1
0,09
0,05
0,04



F. Analisis Data
Pada percobaan pertama dengan massa beban sama-sama 50 gr pada sisi kiri maupun kanan,di dapatkan:
Fkiri   = m.g = 0,05.10 = 0,5 N
Fkanan = m.g = 0,05.10 = 0,5 N
lkiri=  0,204 m (yang di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat besi yang di gantungkan)
lkanan  =  0,204 m (yang di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat besi yang di gantungkan)
τkiri       =  F x l = 0,5.0,204 = 0,102 Nm
τkanan      =  F x l = 0,5.0,204 = 0,102 Nm
maka Δτ = τkiri τkanan  = 0,102 – 0,102 = 0 Nm
Pada percobaan kedua dengan massa beban kiri = 100 gr dan massa beban kanan = 50 gr,di dapatkan:
Fkiri   = m.g = 0,1.10 = 1 N
Fkanan = m.g = 0,05.10 = 0,5 N
lkiri      =  0,1 m
lkanan  =  0,2 m
τkiri       =  F x l = 1,1.0,1= 0,10 Nm
τkanan      =  F x l = 0,5.0,2 = 0,10 Nm
maka Δτ = τkiri τkanan  = 0,10 – 0,10 = 0Nm
Pada percobaan ketiga dengan massa beban kiri = 100 gr dan massa beban kanan = 100 gr,di daptkan:
Fkiri   = m.g = 0,1.10 = 1 N
Fkanan = m.g = 0,1.10 = 1 N
lkiri      =  0,15 m
lkanan  =  0,15 m
τkiri       =  F x l = 1.0,15  = 0,15 Nm
τkanan      =  F x l = 1.0,15 = 0,15 Nm
maka Δτ = τkiri τkanan  = 0,15 – 0,15 = 0 Nm
Pada percobaan keempat dengan massa beban kiri = 100 gr dan massa beban kanan = 150 gr,di dapatkan:
Fkiri   = m.g = 0,1.10 = 1N
Fkanan = m.g = 0,05.10 = 1,5  N
lkiri      =  0,135 m
lkanan  =  0,09 m
τkiri       =  F x l = 1.0,135  = 0,135 Nm
τkanan      =  F x l = 1,5.0,09 = 0,135 Nm
maka Δτ = τkiri τkanan  = 0,135 – 0,135 = 0 Nm
Pada percobaan ke lima dengan massa beban kiri = 150 gr dan massa beban kanan = 50 gr,di dapatkan:
Fkiri   = m.g = 0,15.10 = 1,5 N
Fkanan = m.g = 0,05.10 = 0,5  N
lkiri      =  0,06 m
lkanan  =  0,10 m
τkiri       =  F x l = 1,5.0,06  = 0,09 Nm
τkanan      =  F x l = 0,5.0,1 = 0,05 Nm
maka Δτ = τkiri τkanan  = 0,09 – 0,05 = 0,04 Nm


G. Pembahasan
Dari data percobaan yang kami dapatkan,kami dapat membahas:
1.      Pada percobaan pertama dengan massa sama-sama 50 gr pada lengan kiri maupun kanan,di dapatkan Fkiridan Fkanan adalah 0,5 N,dan lengan gaya kiri maupun kanan yang telah di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat adalah 0,204 m dan momen gaya kiri maupun kanan adalah 0,102 sehingga Δτ = 0. Hal ini berarti pada percobaan pertama sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama dengan nol.
2.      Pada percobaan kedua dengan massa beban pada lengan kiri adalah 100 gr dan massa beban pada lengan kanan adalah 50  gr, di dapatkan Fkiri = 1 N dan Fkanan= 0,5 N, dan lengan gaya kiri adalah 0,1 m  sedangkan lengan gaya kanan adalah 0,2 m. ( yang telah di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat) . Dan momen gaya kiri maupun kanan adalah 0,10 sehingga Δτ = 0. Hal ini berarti pada percobaan kedua sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama dengan nol.
3.      Pada percobaan ketiga dengan massa sama-sama 100 gr pada lengan kiri maupun kanan, di dapatkan Fkiri  dan Fkanan  adalah 1 N,dan lengan gaya kiri maupun kanan yang telah di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat adalah 0,15 m dan momen gaya kiri maupun kanan adalah 0,15 sehingga Δτ = 0. Hal ini berarti pada percobaan ketiga sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama dengan nol.
4.      Pada percobaan keempat dengan massa beban pada lengan kiri adalah 100 gr dan massa beban pada lengan kanan adalah 150  gr, di dapatkan Fkiri = 1 N dan                  Fkanan= 1,5N, dan lengan gaya kiri adalah 0,135 m  sedangkan lengan gaya kanan adalah 0,09 m ( yang telah di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat) . Dan momen gaya kiri maupun kanan adalah 0,135 sehingga Δτ = 0. Hal ini berarti pada percobaan keempat sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama dengan nol.
5.      Pada percobaan kelima dengan massa beban pada lengan kiri adalah 150 gr dan massa beban pada lengan kanan adalah 50  gr, di dapatkan Fkiri = 1,5 N dan  Fkanan= 0,5N, dan lengan gaya kiri adalah 0,06  m  sedangkan lengan gaya kanan adalah 0,1 m ( yang telah di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat) . Dan momen gaya kiri adalah 0,09 sedangkan momen gaya  kanan adalah 0,05 sehingga Δτ = 0,04. Hal ini berarti pada percobaan kelima tidak sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama dengan nol. Hal ini di karenakan karena kurangnya ketelitian pada saat menentukan letaknya kesetimbangan benda tegar. Selain itu, hal ini juga di karenakan pada saat penggantungan besi pada statif, tempat pengikatan pada besi tidak tepat di tengah-tengah besi itu.
H. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari tabel hasil pengamatan yang kami dapatkan dan dari pembahasanyang telah kami uraikan,dapat kami simpulkan bahwa terbukti bahwa Syarat keseimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama dengan nol. Namun pada percobaan kelima tidak sesuai dengan teori di karenakan bkurangnya ketelitian yang kami lakukan terutama pada saat pengukuran lengan gaya beban dan juga penentuan titik tengah besi yang kami gantungkan sehingga kurang seimbang antara bagian kiri dan kanan.
Saran
Untuk teman-teman yang akan melakukan percobaan ini,kami sarankan untuk meningkatkan ketelitiannya dalam bekerja, dan jeli menentukan apakah benda tersebuit sudah seimbang apa belum. Selain itu, kami menyarankan kepada bapak dan ibu guru dan teman-teman untuk memberikan saran,masukan maupun kritikannya pada laporan kami ini, sehingga laporan kami ini dapat tersempurnakan.




DAFTAR PUSTAKA

Wulandari,Yayan.2012.Rumus Saku Fisika SMA.Tangerang : Scientific Press
Tim Edukatif HTS.2013.Modul Fisika Untuk SMA/MA.Surakarta:Hayati Tumbuh Subur
Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Surakarta : Mediatama