Rabu, 28 September 2016

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH(ESSAY ONLINE)

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH
Penurunan tanah adalah salah satu fenomena deformasi permukaan bumi secara vertikal, di samping terjadi fenome uplift. Penurunan tanah alami terjadi secara regional yaitu meliputi daerah yang luas atau terjadi secara lokal yaitu hanya sebagian kecil permukaan tanah.Hal ini biasanya di sebabkan oleh adanya rongga di bawah permukaan tanah,biasanya terjadi di daerah yang berkapur (Whittaker and Reddish,1989).Penurunan tanah dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, sehingga jika terjadisecara  terus menerus, daerah-daerah yang mengalami penurunan tanah akan mengalami dampaknya, apalagi bila penurunan tanah tidak merata di setiap daerah.
Berbagai penyebab terjadinya penurunan tanah alami yaitu Siklus Ekologi,Sedimentasi daerah cekungan,Adanya rongga di bawah permukaan tanah,Adanya aktifitas vulkanik dan tektonik. Secara garis besar,penurunan tanah bisa di sebabkan oleh: (Whittaker and Reddish,1989)
1. Penurunan muka tanah alami(natural subsidence) yang di sebabkan oleh proses-proses geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik,siklus geologi,adanya rongga di bawah permukaan tanah dan sebagainya.
2. Penurunan muka tanah yang di sebabkan oleh pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi.
3. Penurunan muka tanah yang di sebabkan oleh adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga lapisan-lapisan tanah di bawahnya mengalami kompaksi/konsilidasi.Penurunan muka tanah ini sering  disebut juga dengan settlement.
4. Penurunan muka tanah akibat pengambilan bahan padat dari tanah(aktifitas penambangan).
            Faktor-faktor terjadinya penurunan permukaan tanah yaitu:
1.Pengambilan air tanah yang berlebihan (Burbey J.T,2005)
2.Penurunan karena beban bangunan(Quaxiang,2001)
3.Konsilidasi alamiah lapisan tanah(Wei,Q.,2006)
4.Gaya-gaya tektonik(Chang,C.P.,2005)
5.Ekstraksi gas dan minyak bumi (Odijk,D.,2005)
6.Penambangan bawah tanah(Rizos,C.,2007)
7.Ekstraksi lumpur(Deguchi,T,.2007)
8. Patahan kerak bumi(Rahtje et al.,2003)
9.Konstraksi panas bumi di lapisan litosfer(Hamdani et al.,1994)
Penurunan permukaan tanah selain bisa dis ebabkan secara alami juga bisa di sebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Salah satu penyebab turunnya permukaan tanah adalah eksploitasi air tanah yang berlebihan. Contohnya di ibu kota negara yaitu Jakarta. Kebanyakan air tanah di eksploitasi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka, kebutuhan air minum, maupun kebutuhan industri pabrik.Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan air manusia meningkat,sedangkan sumber mata air dari tahun ke tahun semakin menurun akibat semakin berkurangnya lahan hijau sehingga pemanfaatan air tanah pun juga meningkat,Sehingga besarnya kebutuhan air tidak sejalan dengan jumlah ketersediaan air. Peningkatan pemanfaatan air tanah menyebabkan turunnya permukaan tanah karena ekploitasi tersebut. Peningkatan pemanfaatan air tanah terjadi karena beberapa faktor, yaitu urbanisasi dan semakin padatnya penduduk, serta aktivitas industri. Penurunan permukaan tanah terutama di ibukota Indonesia yaitu Jakarta disebabakan banaykanya banguanana-bangaunan tinggi,aspal dan beton-beton yang berat-berat sehingga menambah beban bagi tanah di bawahnya. Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengatakan Pemprov DKI Jakarta harus mewaspadai penurunan permukaan tanah dari pada banjir,"Penurunan permukaan tanah itu dikarenakan penggunaan air tanah yang berlebihan," 
Penurunan permukaan tanah (subsidence) akibat ekploitasi air tanah yang berlebihan, menyebabkan posisi suatu daerah terhadap laut makin rendah. Kondisi ini diperburuk dengan kecenderungan meningkatnya muka air laut sampai hampir di sebagian besar kota-kota dunia akibat pemanasan global (global warming). Penurunan daratan di berbagai daerah dan meningkatnya risiko terjadinya banjir dan genangan ini dapat dijadikan salah satu indikator tentang suatu daerah sedang menuju tenggelam.
            Penurunan muka tanah memberikan dampak negatif secara langsung di sekitar wilayah terdampak, seperti menyebabkan banjir dan Rob(tidal flooding) di daerah pantai (coastal zone), kerusakan pada gedung-gedung dan rumah-rumah, serta infrastruktur seperti jembatan dan jalan, bahkan dapat menyebabkan meledaknya pipa gas. Terjadinya banjir ataupun rob bisa di sebabkan karena permukaan tanah bisa sejajar dengan sungai-sungaiatau permukaan air laut bahkan sampai lebih rendah dari sungai ataupun permukaan air laut.Apalagi di derah Jakarta banyaknya daerah berbeton,kurangnya daerah serapan air,bisa lebih memperparah kondisi di ibu kota.Penurunan muka tanah juga mempunya dampak terhadap kehidupan sosial seperti berkurangnya kualitas hidup dan lingkungan (kondisi sanitasi dan kesehatan) di wilayah terdampak. 
Penurunan muka tanah merupakan salah satu bencana yang berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Selain kerugian ekonomi langsung (direct losses), penurunan muka tanah juga menyebabkan kerugian ekonomi secara tidak langsung (indirect losses) seperti berkurangnya pendapatan, hilangnya mata pencaharian penduduk, guncangan bisnis, bahkan menurunnya laju pertumbuhan ekonomi.Penurunan muka tanah berpengaruh dalam bidang ekonomi seperti hancurnya gedung-gedung,rumah-rumah,toko-toko,infrastruktur sehingga menimbulkan kerugian yang tidak kecil nilainya.
Penurunan permukaan tanah di Indoesia ,terutama di derah Jakarta,perlulah mendapatkan penanganan dan antisipasi yang maksimal,karena Penurunan permukaan tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta dilaporkan terus meningkat. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan penurunan permukaan tanah di Kota Jakarta mencapai lima sentimeter (cm) per tahun. Salah satu solusi agar permukaan tanah tidak terus menerus menurun, adalah dengan tidak lagi menyedot air tanah terlalu banyak. Menurunnya permukaan tanah menyebabkan air mudah sekali tertampung di Jakarta. Oleh karena itu, peran pompa sangat besar dalam mengatasi banjir. Pompa pun harus selalu hidup pada musim hujan seperti sekarang ini.
Karena itu, masyarakat dianjurkan mengambil air permukaan atau air yang terkumpul di atas tanah. Air di permukaan termasuk di mata air, sungai danau, lahan basah, maupun laut. Penurunan ini terutama terjadi di wilayah utara Kota Jakarta. Di samping karena pengambilan air yang kerap dilakukan, di wilayah utara sifat tanah cenderung lunak. Selain itu, penuruan tanah di banyak wilayah Jakarta juga banyak terjadi karena dipengaruhi pembangunan infrastruktur, seperti gedung-gedung tinggi, juga drainase.
Kejadian amblesnya(menurunnya) tanah, khususnya di wilayah Jakarta mempengaruhi insfrastruktur yang ada seperti bangunan dan drainase. Sebagai contoh hasil pemantauan selama 1 tahun (2011 - 2012) pada 15 titik pantau daerah, beberapa daerah telah mengalami penurunan dan yang terbesar adalah daerah Kapuk mulai dari Pejagalan hingga PIK, dengan penurunan terbesar mencapai 9,89 cm di daerah PIK dan 9,54 cm di Jalan Marina Indah, sedangkan penurunan yang terkecil di daerah Gunung Sahari sebesar 0,62 cm. Daerah Jakarta utara umumnya disusun oleh endapan lempung lanauan dan lanau pasiran dengan sisipan lempung organik yang memiliki kompressibilitas tinggi.
Untuk mengurangi laju penurunan, Pemerintah Pusat dan Daerah secara sinergis melakukan langkah-langkah sebagai berikut, melakukan penambahan resapan air ke dalam tanah, untuk keperluan air bersih perlu mulai mempertimbangkan untuk mengganti penggunaan air tanah dengan mengolah air permukaan, dalam membangun konstruksi bangunan serta perencanaan tata ruang perlu mempertimbangkan adanya amblesan air tanah serta sebaran air tanah payau/asin. Langkah selanjutnya adalah dengan penambahan kolam penampungan air hujan sebagai pengganti air tanah yang telah tergusur oleh pembangunan konstruksi bawah tanah dan pemulihan fungsi situ-situ di DKI Jakarta.Oleh sebab itu,di perlukan langkah-langkah yang pasti,efektif dan efisien untuk dapat mengurangi,mencegah,dan menghalau terjadinya penurunan permukaan tanah lagi di daerah ibukota Jakarta secara khusus,ataupun di dearah-daerah lain.

Penurunan Permukaan Tanah di Pesisir Jakarta. 2013. En.ncicd.com di akses pada 25 september pukul 21.00 WIB
Berita DKI Jakarta. Airtanah.com, di akses pada 25 september pukul 21.00 WIB
Amblesan Tanah DKI Jakarta Rata-rata 5 cm Pertahun. Esdm.go.id, di akses pada 25 september pukul 21.00 WIB