Selasa, 02 September 2014

Menyunting cerpen

MENULIS DAN MENYUNTING CERPEN
Cerpen sebelum disunting
Arti Sebuah Waktu
Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak”.

Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah hayalannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu”.
“Baik nek”, kata wanita tadi.

Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.

Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.
Kaidah-kaidah yang harus diperbaiki atau diperhatikan dalam cerpen tersebut adalah sebagai berikut.
a. Ejaan, hendakya menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
b. Tanda baca, ketepatan penggunaan dan penempatan tanda baca, misalnyan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda petik satu (’….’), tanda petik dua (”….”), dan sebagainya.
c. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat.
d. Kalimat, yaitu keefektifan kalimat.
e. Paragraf, yaitu keterpaduan dan keruntutan paragrraf.
f. Keterbacaan karangan.
g. Sistematika penyajian.
Cerpen tersebut belum memenuhi standar cerpen yang baik dan benar karena ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan misalnya sebagai berikut.
a. Pada teks cerpen tersebut juga ditemukan kesalahan ejaan pada penulidan kata mengoprasi. Kata tersebut tidak baku. Penulisan kata mengoprasi yang benar adalah mengoperasi.
b. Kesalahan dalam penggunaan tanda koma atau penggunaan tanda titik terdapat dalam kalimat :
- Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya.
  Seharusnya
   Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil. Dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa     mengoperasi wajahnya.
- Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis,
  Seharusnya
  Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya, dia pun menangis.
- Tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia.
 Seharusnya
Tapi tak berapa lama kemudian, ibunya datang menghampiri dia.
- Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum.
 Seharusnya
Mendengar perkataan ibunya, dia pun tersenyum.
- Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.”
 Seharusnya
Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan, dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoperasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.”
c. Kesalahan dalam penggunaan huruf kapital terdafat pada kalimat:
 Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia.
 Seharusnya
Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya,dia pun menangis. Tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia.
- Tiba-tiba di tengah-tengah hayalannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”
 Seharusnya
  Tiba-tiba, di tengah-tengah hayalannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak,  kamu tersenyum sendiri?”
- Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput.
Seharusnya
Tapi setelah memutar jamnya, dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput.

d. Pemilihan diksi pada kalimat
    Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak”.
   Kata bilang jauh akan lebih baik jika di ganti dengan kata berkata.
e.Beberapa Kalimat pada cerpen tersebut tidak efektif karena terdapat penggunaan kata yang mubazir , yaitu pada kalimat:
- Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi.
Seharusnya
Kemudian dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi.
- Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi.
Seharusnya
Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan dia kembali memutar jam kecil tersebut.
f. Pada cerpen tersebut sebagian besar ditemukan kesalahan dalam peletakan tanda petik dua(“...”) yang seharusnya di letakkkan setelah tanda titik atau koma.

Berikut adalah hasil suntingan terhadap cerpen tersebut.
Arti Sebuah Waktu
Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil. Dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa mengoperasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya, dia pun menangis. Tapi tak berapa lama kemudian, ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya berkata “Kamu boleh pergi ke kota nak.”

Mendengar perkataan ibunya, dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan, dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoperasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah hayalannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak, kamu tersenyum sendiri?”
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini,” kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu.”
“Baik nek,” kata wanita tadi.

Kemudian dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoperasi wajahnya.

Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan dia kembali memutar jam kecil tersebut. Tapi setelah memutar jamnya, dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar