Sabtu, 17 Januari 2015

Praktikum ASAM DAN BASA SUATU LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
ASAM DAN BASA



NAMA:
1. MUH.ARDI RAMDANI
2. INDAH AINUN FIRDAUS
3. INTAN MAULIDA
4. TITIN DWI LESTARI
5. YUNITA HAPPY YANA

KELAS           : XI.IPA 2
KELOMPOK : 6
PEMBINA      :  PAK SALEH,Spd

 

 

 

 

 

SMAN  1  AIKMEL

Tahun Pelajaran 2014/2015

 

 

BAB 1                          PENDAHULUAN

 

 

A. Tujuan Percobaan

Percobaan 1
1.      Menjelaskan sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator melalui percobaan.
2.      Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indicator asam dan basa .
3.      Menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator universal .
Percobaan 2
Penentuan ph larutan (asam/basa kuat dan lemah ) dengan menggunakan indikator universal

B. Manfaat Percobaan
1.      Siswa dapat menjelaskan sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator
2.      Siswa dapat memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indicator asam dan basa .
3.      Siswa dapat menentukan Menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator universal .
4.      Dapat menambh pengetahuan siswa tentang ciri-ciri asam dan basa.










BAB II                          LANDASAN TEORI

 

Tinjauan Pustaka


Asam dan basa merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk membedakannya.

A.Teori Asam Basa Arrhenius

Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer dan berbagai bahan lain), sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti bersabun).Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.
Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion H+.

Sifat-sifat asam diantaranya adalah:
a.      Terasa masam
b.      Bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain)
c.       Terionisasi menghasilkan ion H+
d.      Memiliki pH < 7
e.       Memerahkan lakmus biru
Contoh senyawa yang termasuk pada asam, yaitu:
¨      HCl
¨      H2SO4
¨      CH3COOH
¨      H3PO4

Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH-.

Sifat-sifat basa diantaranya adalah:
a.      Terasa pahit
b.      Bersifat kaustik (licin seperti bersabun)
c.       Terionisasi menghasilkan ion OH-
d.      Memiliki pH > 7
e.       Membirukan lakmus merah
Contoh senyawa yang termasuk pada basa, yaitu:
¨      NaOH
¨      Ba(OH)2
¨      NH4OH
¨      KOH


B. Teori Asam Basa Bronsted Lowry

Menurut Bronsted Lowry,asam adalah zat yang dapat memberi proton,sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton.Jadi asam=donor proton,basa=akseptor proton.
Konsep asam basa ini lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius karena:
1) Konsep asam basa Bronsted Lowry tidak terbatas dalam pelarut air,tetapi juga  menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2) Asam basa Bronsted Lowry dapat berupa kation atau anion.Konsep ini dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl,di mana pembawa sifat asamnya adalah NH4+ yang dalam air dapat melepas proton.

C. Teori Asam Basa Lewis

Lewis memberikan pengertian asam dan basa berdasarkan serah terima pasangan elektron,yaitu:
Asam = akseptor pasangan elektron
Basa = donor pasangan elektron
Konsep ini dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bersuasana asam basa walaupun tidak melibatkan proton ion H+.


Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat termasuk larutan asam atau larutan basa.

1. Indikator Alami

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan alam,seperti tumbuh-tumbuhan.Indikator tersebut dapat terbuat dari  bumbu dapur,bunga,dan bbuah-buahan yang harus dibuat dalam bentuk larutan dengan cara mengekstraknya,kemudian diteteskan pada larutan asam atau basa.Perubahan warna yang terjadi pada setiap indikator tidak sama.

2. Indikator Buatan

Salah satu indikator buatan asam basa yang biasa digunakan adalah kertas lakmus,kertas indikator uiversal,dan larutan indikator universal.
Lakmus berasal dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih sukar teroksidasi dan menghasilkan perubahan warna yang jelas.

Ada 2 jenis kertas lakmus, yaitu:
-       Kertas lakmus merah
Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada larutan asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah).
-       Kertas lakmus biru
Kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru).
       Kertas indikator universal dapat berubah warna tertetu sesuai tingkat keasaman atau kebasaan zat.Perubahan warna terjadi ketika indikator dicelupkan kedalam asam atau basa.
       Larutan indikator universal yang sering digunakan adalah fenolftalein,metil jingga,metil merah dan bromtimol biru.Jika kita meneteskan larutan asam atau basa kedalam larutan indikator universal ,kita dapat melihat perubahan warna larutan indikator.


Pada eksperimen kali ini akan digunnakan kertas lakmus dan beberapa indikator lain untuk menentukan sifat larutan  dan harga pH dari larutan elektrolit A,B,C,dan D.

No

Beberapa golongan indikator

Indikator

Trayek warna

Trayek pH

1

Lakmus

Merah-Biru

5,5-8,0

2

Metil jingga

Merah-Kuning

3,1-4,4

3

Metil merah

Merah-Kuning

4,4-6,2

4

Bromtimol biru

Kuning-Biru

6,0-7,6

5

Fenolftalein

Tidak berwarna-Merah

8,3-10,0

 

 

 

 

 

BAB III               METODELOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan
Percobaan 1
1.      Alat
·      Plat tetes
·      Gelas ukur
·      Pipa tetes
·      Gelas Kimia

2.         Bahan
·       Larutan elektrolit A , B , C, dan D
·       Kertas Lakmus
·       Indikator Metil Jingga
·       Indikator Metil Merah
·       Indikator fenolftalein
·       Indikator brom timol biru
·       Indikator universal


 Percobaan 2

1.      Tabung reaksi dan raknya
2.      Pipet tetes 4 buah
3.      Gelas kimia 100 mL 3 buah
4.      Gelas ukur 10 mL
5.      Larutan HCl 0,1 M 10 ml
6.      Larutan NaS2O  10 ML
7.      Larutan KOH 0,1M 10 ml
8.      Larutan Ca(OH) 0,1 M 10 mL
9.      Kertas indicator universal 12 lembar
10.  Akuades



B. Cara Kerja
Percobaan 1
A.  Uji Asam Basa
1.    Sediakan plat tetes , masing-masing diisi dengan larutan elektrolit A, B, C, dan D secukupnya.
2.    Celupkan kertas lakmus pada masing-masing larutan.
3.    Amati perubahan warna pada kertas lakmus .

B.   Penentuan pH larutan menggunakan indicator asam basa

1.    Larutan elektrolit A di bagi menjadi 4 bagian kemudian dimasukan kedalam plat tetes secukupnya .
2.    Tambahkan 3 tetes larutan indikator pada setiap kolom, yaitu : metil jingga pada tabung 1 , metil merah pada tabung 2, bromtimol biru pada tabung 3, dan fenolftalein pada tabung 4.
3.    Catat pengamatan anda pada lembar pengamatan
4.    Lakukan pemeriksaan yang sma terhadap larutan-larutan elekrtolit B, C, dan D


Percobaan 2

1.    Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering
2.    Berolah label keempat tabung itu dengan angka 1,2, dan 3.
3.    Masukkan 5 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas kimia 1
4.    Buatlah larutan HCI dengan konsentrasi 0,01 M dan  0,001 M dengan cara pengenceran
5.    Masukkan 5 ml larutan HCI 0,01 M ke dalam gelas kimia 2 dan 5 ml HCI 0,001 M ke dalam gelas kimia 3
6.    Ketiga larutan itu di beri kertas indikator universal
7.    Ulangi cara kerja 1 sampai 6 dengan menggunakan larutan Na 2S2 O3 , KOH,Ca(OH)2

C. Tabel Pengamatan
Percobaan 1               
A.      Uji Asam Basa

No
Larutan Elektrolit
Perubahan Kertas Lakmus
Sifat Larutan
Merah
Biru
1
A
Biru
Tetap
Basa
2
B
Tetap
Merah
Asam
3
C
Tetap
Tetap
Netral
4
D
Biru
Tetap
Basa



B.    Penentuan pH larutan menggunakan indicator asam basa
No
Indikator
Warna larutan setelah ditambahkan indikator
A
B
C
D
1
Lakmus Merah
biru
tetap
tetap
biru
2
Lakmus Biru
tetap
merah
tetap
tetap
3
Metil Jingga
jingga
merah
jingga
jingga
4
Metil Merah
kuning
nila
jingga
kuning
5
Bromtimol Biru
biru
jingga
jingga
biru
6
Fenolftalein
nila
Tidak berwarna
Tidak berwarna
nila

Percobaan 2
 
C.    Penentuan pH larutan dengan menggunakan indicator universal
No
Konsentrasi asam/basa(M)
Harga pH larutan
HCl
Na 2S2 O3
KOH
Ca(OH)2
1
0,1
0
13
14
9
2
0,01
1
11
11
8
3
0,001
3
10
10
7

D. Analisis Data
Percobaan 1
1. Tentukan sifat larutan elektrolit A,B,C,dan D
2. Tentukan perkiraan pH larutan elektrolit A,B,C,dan D dengan menggunakan indikator asam basa
Percobaan 2
1. Bagaimana perbedaan nilai pH larutan asam dan basa
2. Bagaimana pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam dan basa kuat maupun asam dan basa lemah




BAB V                         PEMBAHASAN       

Dalam teorinya telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa masam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada pengujian yang telah dilakukan dan memperoleh hasil sebagai berikut :
Percobaan 1               
A. Uji Asam Basa
Pada pengujian larutan elektrolit A,B,C dan D  yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru pada masing-masing larutan tersebut,dapat di sebutkan bahwa:

-          Pada larutan A yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru,sedangkan kertas lakmus biru tetap,jadi dapat di simpulkan bahwa larutan A termasuk Basa
-          Pada larutan B yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap,sedangkan kertas lakmus biru menjadi warna merah,jadi dapat di simpulkan bahwa larutan B termasuk Asam
-          Pada larutan C yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap,sedangkan kertas lakmus biru tetap,jadi dapat di simpulkan bahwa larutan C termasuk larutan Netral
-          Pada larutan D yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru,sedangkan kertas lakmus biru tetap,jadi dapat di simpulkan bahwa larutan D termasuk Basa.
B. Penentuan pH larutan menggunakan indicator asam basa
Pada pengujian larutan elektrolit A,B,C dan D  yang masing-masing larutan telah di bagi menjadi 4 bagian yang tiap bagian di beri metil jingga pada bagian 1,metil merah pada bagian 2,metil bromtimol biru pada bagian 3 dan fenolftalein pada bagian 4,dapat di sebutkan bahwa:

-          Larutan elektrolit A yang di celupkan dengan:
Kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, lakmus biru tidak terjadi perubahan warna,Metil jingga terjadi perubahan warna menjadi jingga,Metil merah berubah warna menjadi kuning,Bromtimol Biru menjadi biru,dan Fenolftalein menjadi nila sehigga dapat diperkirakan pH larutan A adalah 6,2< A <10 sehingga larutan A dapat di simpulkan sebagai larutan Basa.
-          Larutan elektrolit B yang di celupkan dengan:
Kertas lakmus merah tidak terjadi perubahan warna, lakmus biru berubah warna menjadi merah,Metil jingga terjadi perubahan warna menjadi merah,Metil merah berubah warna menjadi nila,Bromtimol Biru menjadi jingga,dan Fenolftalein menjadi tidak berwarna  sehingga dapat diperkirakan pH larutan B adalah 3,1<B<8,3 sehingga larutan B dapat di simpulkan sebagai larutan Asam.
-          Larutan elektrolit C yang di celupkan dengan:
Kertas lakmus merah tidak terjadi perubahan warna, lakmus biru tidak terjadi perubahan warna,Metil jingga terjadi perubahan warna menjadi jingga,Metil merah berubah warna menjadi jingga,Bromtimol Biru menjadi jingga,dan Fenolftalein menjadi tidak berwarna  sehingga dapat diperkirakan pH larutan C adalah =7 sehingga larutan C dapat di simpulkan sebagai larutan Netral.
-          Larutan elektrolit D yang di celupkan dengan:
Kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, lakmus biru tidak terjadi perubahan warna,Metil jingga terjadi perubahan warna menjadi jingga,Metil merah berubah warna menjadi kuning,Bromtimol Biru menjadi biru,dan Fenolftalein menjadi nila sehigga dapat diperkirakan pH larutan D adalah 6,2< D <10 sehingga larutan D dapat di simpulkan sebagai larutan Basa.

Percobaan 2

C.  Penentuan pH larutan dengan menggunakan indicator universal


Pada penentuan pH larutan dengan menggunakan indikator universal di dapatkan bahwa:
·         Larutan HCl 0,1 M mempunyai harga  pH larutan 0, Larutan HCl 0,01 M mempunyai harga  pH larutan 1, sedangkan Larutan HCl 0,001 M mempunyai harga  pH larutan 3.

·         Larutan Na 2S2 O3 0,1 M mempunyai harga  pH larutan 13, Larutan         Na 2S2 O3 0,01 M mempunyai harga  pH larutan 11, sedangkan Larutan    Na 2S2 O3 0,001 M mempunyai harga  pH larutan 10.
·         Larutan KOH 0,1 M mempunyai harga  pH larutan 14, Larutan KOH 0,01 M mempunyai harga  pH larutan 11, sedangkan Larutan KOH 0,001 M mempunyai harga  pH larutan 10.
·         Larutan Ca(OH)2 0,1 M mempunyai harga  pH larutan 9, Larutan Ca(OH)2 0,01 M mempunyai harga  pH larutan 8, sedangkan Larutan Ca(OH)2  0,001 M mempunyai harga  pH larutan 7.
Dari keempat data diatas dapat diketahui bahwa pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam basa kuat maupun lemah adalah:
·         Asam Kuat dan Basa kuat
Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya) atau menjauhi 7,contoh HCl
Basa Kuat adalah basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik.Medekati 14.contoh KOH
Jadi dapat di simpulkan bahwa pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam basa kuat adalah dapat menurunkan jumlah ion yang dihasilkan.
·         Asam Lemah dan Basa Lemah
Asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian)
Basa Lemah adalah basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah kecil,contoh NH3.
Jadi dapat di simpulkan bahwa pengaruh pengenceran terhadap asam dan basa lemah adalah dapat menurunkan jumlah ion yang dihasilkan ataudengan kata lain semakin membuat larutan tersebut menjadi asam dan basa lemah.















BAB V                                   PENUTUP

Kesimpulan
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada pengujian yang telah dilakukan dan memperoleh hasil sebagai berikut :
Percobaan 1               
A. Uji Asam Basa
-Larutan A termasuk larutan Basa                                                                                                -Larutan B termasuk larutan Asam                                                                                                            -Larutan C termasuk larutan Netra.                                                                                                           -Larutan D termasuk larutan Basa
B. Penentuan pH larutan menggunakan indicator asam basa
   - pH larutan A adalah 6,2< A <10 sehingga larutan A dapat di simpulkan sebagai larutan Basa.                                                                                                                                    --pH larutan B adalah 3,1<B<8,3 sehingga larutan B dapat di simpulkan sebagai larutan Asam.                                                                                                                                                    - pH larutan C adalah =7 sehingga larutan C dapat di simpulkan sebagai larutan Netral.                   -pH larutan D adalah 6,2< D <10 sehingga larutan D dapat di simpulkan sebagai larutan Basa.
Percobaan 2

C.  Penentuan pH larutan dengan menggunakan indicator universal
Dari keempat data diatas dapat diketahui bahwa pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam basa kuat maupun lemah adalah:
·         Pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam basa kuat adalah dapat menurunkan jumlah ion yang dihasilkan.
·         Pengaruh pengenceran terhadap asam dan basa lemah adalah dapat menurunkan jumlah ion yang dihasilkan ataudengan kata lain semakin membuat larutan tersebut menjadi asam dan basa lemah.
Saran
Laporan praktikum yang kami buat ini masih perlu untuk di perbaiki,karena Pada praktikum ini di perlukan ketelitian yang tinggi.Oleh sebab itu kami mengharapkan saran,pendapat,maupun kritikan terhadap laporan kami ini,supaya laporan kami ini dapat di sempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA

Syariffudin.2013.Inti Sari Kimia.Tangerang:Scientific Press.
Tim Redaksi K-13.2014.Kimia 2b.Surakarta:Putra Nugraha.

























2 komentar: